Pengertian Vulkanisme, Proses, Gejala dan Fenomenanya – Permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. Daratan dihuni oleh manusia, hewan beserta tumbuhan. Sedangkan, perairan merupakan habitat jenis ikan. Daratan dan perairan adalah sebuah kesatuan.
Bentuk daratan bisa saja berupa tonjolan atau cekungan. Bentuk permukaan bumi yang beragam tersebut merupakan hasil aktivitas vulkanik.
Pengertian Vulkanisme, Proses, Gejala dan Fenomenanya
Dalam kesempatan ini materi yang dijelaskan adalah seputar aktivitas vulkanik.
Pengertian Vulkanisme
Vulkanisme yaitu pergerakan magma yang ada di dalam perut bumi. Magma berbentuk cair dan pijar. Magma bergerak naik menuju permukaan bumi melalui sebuah saluran seperti pipa yang disebut dengan diatrema. Pada saat sudah mencapai permukaan bumi, maka magma dinamakan lahar.
Vulkanisme adalah sebuah fenomena yang berkaitan dengan gunung berapi. Magma di dalam litosfer memenuhi kantong yang dikenal dengan dapur magma atau batholit dengan kedalaman yang bervariasi. Dalamnya dapur magma berpengaruh terhadap kekuatan letusan gunung berapi.
Semakin dalam letak dapur magma, maka akan semakin kuat letusan yang dihasilkan. Durasi aktivitas gunung berapi bergantung pada volume magma di dalam dapur magma. Magma mampu bergerak naik sebab temperaturnya tinggi dan mengandung gas yang mempunyai cukup energi untuk mendorong batuan-batuan di atasnya.
Proses Terjadinya Vulkanisme
Proses terjadinya vulaknisme dapat dibedakan menurut zona-zona tempat berlangsungnya aktivitasn tersebut. Zona-zona tersebut-tersebut yaitu zona divergen, zona konvergen dan zona tengah.
Zona Divergen
Zona divergen adalah gunung berapi yang timbul pada jalur rengkahan antara lempeng-lempeng kerak bumi. Yang mana magma bersumber dari lapisan yang ada di di bawah litosfer dan di atas mantel bumi yang disebut dengan lapisan astenosfer.
Magma berbentuk cair dan menuju permukaan bumi melalui celah-celah lempeng. Magma yang sangat cair dan bertemperatur tinggi keluar dengan cara meleleh tanpa disertai letusan yang dahsyat. Kemudian, gunung berapi terbentuk berupa igir memanjang atau dataran lava yang begitu luas.
Jika itu terjadi di dasar laut, maka akan terbentuk igir tengah samudera atau mid oceanic ridge, misalnya Samudera Hindia, Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik. Contoh daratannya adalaha daratan di Pulau Islandia dan deretan gunung berapi di Afrika Timur.
Zona Konvergen
Zona konvergen yaitu gunung berapi yang timbul pada jalur pertemuan dua lempeng kerak bumi. Magma yang terbentuk adalah hasil dari mencairnya endapan laut yang berasal dari darat saat menyusup atau subduksi ke bawah lempeng benua atau daratan.
Endapan cair yang semakin banyak volumenya mencari jalan keluar melalui retakan-retakan di atasnya. Pada zona konvergen terjadi letusan yang dahsyat dimana efusiva (campuran magma yang cair dan kental) tersembur keluar bersamaan dengan eflata (magma padat) dan ekshalasi (gas).
Bentuk gunung berapi umumnya kerucut serta berlapis (strato), misalnya Gunung Gamalama, Gunung Kelud, Gunung Merapi, Gunung Krakatau, Gunung St. Helena, Gunung Visuvius dan Gunung Fuji.
Zona Tengah
Zona tengah yaitu gunung berapi yang ada di tengah lempeng kerak bumi tanpa adanya retakan. Magma berasal dari astenosfer yang mencair dan bagian bawah kerak bumi sebab adanya tumpukan mineral radioaktif. Mencairnya astenosfer mengakibatkan kerak bumi menjadi tipis dan dapat ditembus dengan mudah.
Magma tersebut meleleh tanpa disertai letusan yang dahsyat. Gunung api yang muncul umumnya membentuk perisai dengan kawah yang lebar, seperti Gunung Manuaola di Kepulauan Hawaii.
Gejala-Gejala Vulkanisme
Ada beberapa gejala yang tampak sebelum gunung api benar-benar meletus. Gejala-gejala tersebut terjadi di beberapa tempat yaitu di gejala luar perut bumi, gejala di dalam perut bumi dan gejala pasca erupsi.
Gejala di Luar Perut Bumi
Gunung api yang sedang terdapat aktivitas magma di dalamnya akan menunjukkan gejala-gejala yang bisa dilihat manusia. gejala-gejala tersebut bisa menjadi peringatan untuk cepat menjauh dari gunung tersebut. Gejala-gejalanya antara lain :
Terjadi Gempa Bumi
Aktivitas magma di dalam perut bumi akan menyebabkan gempa bumi vulkanis. Gempa tersebut akan sering terjadi selama masih terdapat aktivitas magma di dalam gunung berapi.
Turunnya Hewan-Hewan Gunung
Hewan sangat sensitif terhadap gejala vulaknisme dan menjadi makhluk pertama yang akan menyadari gejala tersebut. Hewan-hewan akan gelisah lalu turun gunung.
Munculnya Awan Panas
Awan panas akan terus muncul selama proses vulkanisme terjadi. Kemunculan awan umumnya bersamaan dengan abu vulkanik bersuhu sangat tinggi. Jika melihat awan panas, maka harus menjauh karena bahaya yang ditimbulkan dan sifatnya beracun.
Gejala di Dalam Perut Bumi
Gejala vulaknisme pun terjadi di dalam perut bumi dan tidak tampak secara langsung oleh manusia. Gejala-gejala tersebut, antara lain :
Intrusi Magma
Intrusi magma yaitu menerobosnya magma melalui lapisan kulit bumi namun tidak sampai ke luar ke permukaan bumi. Gejala intrusi magma menimbulkan benukan-bentukan, seperti :
- Batholit, yaitu sebuah bentukan dapur magma yang memgalami pembekuan.
- Lakolith, sebuah bentukan dengan bagian bawah yang datar dan cembung di bagian atas.
- Siil, bentukan yang terjadi di antara dua lapisan sedimen dengan datar pada bagian atas dan bawah.
- Gang, bentukan yang menembus celah-celah sempit.
- Korok atau diatrema, bentukan di lubang kepundan.
- Apofisa, cabang-cabang gang.
Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma adalah fenomena menerobosnya magma hingga sampai di permukaan bumi. Pada fenomena ini disebut dengan gunung meletus (erupsi). Menurut sifatnya, gunung api dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
- Erupsi efusif, umumnya hanya berupa lelehan lava dan tidak terjadi ledakan dahsyat.
- Erupsi eksplosif, merupakan ledakan dahsyat dengan mengeluarkan material-material cair dan padat yang sangat panas.
Gejala Pasca Erupsi
Gejala pasca erupsi keluar setelah aktivitivas vulkanik selesai, berikut diantaranya:
Adanya Sumber Air Panas
Sumber air panas muncul melalui retakan-retakan tanah sebagai akibat erupsi gunung berapi. Sumber air panas mengandung belerang dan sulfur yang melimpah.
Adanya Sumber Air Mineral
Sumber air mineral mengandung banyak mineral yang bagus jika dikonsumsi.
Adanya Sumber Gas
Sumber gas atau ekshalasi turut muncul di sela-sela tanah akibat erupsi gunung api. Umumnya sumber gas mengeluarkan zat lemas (N2) atau gas uap air yang dikenal dengan fumarol serta sumber asam arang (CO atau CO2) yang dikenal dengan mofet.
Fenomena Vulkanisme
Terdapat fenomena pra dan post vulkanisme terkait aktivitas vulkanik. Fenomena pra vulkanisme yaitu fenomena yang terjadi sebelum gunung api erupsi, misalnya tremor dan letusan. Sedangkan, fenomena post vulkanisme yaitu fenomena yang terjadi setelah aktivitas vulkanik, seperti danau kaldera, sumbat lava, plato lava dan geyser.
Danau Kaldera
Kaldera yaitu cekungan besar di puncak gunung api yan muncul akibat erupsi besar. Jika cekungan tersebut diisi oleh air hujan, maka akan menjadi danau kaldera.
Sumbat Lava
Sumbat lava terjadi saat lava padat di pipa vulkanin berubah menjadi massa yang resisten. Kemudian, begian kerucut vulkanik dengan materi yang kurang resisten terkikis dan meninggalkan sumbat lava. Ukuran sumbat lava bisa amat besar hingga mirip bukit.
Plato Lava
Plato lava terbentuk dari penyebaran lava yang sangat cair yang membentuk lava yang begitu luas dan dalam kurun waktu yang lama akan membeku dan menumpuk menjadi dataran tinggi.
Sumber Air Panas atau Geyser
Air tanah di kawasan vulkanis akan menjadi panas sebab adanya rambatan energi kalor dari dapur magma. Apabila air muncuk di permukaan bumi secara perlahan, maka disebut dengan mata air panas. Apabila keluar dengan ledakan pada waktu tertentu, maka disebut dengan geyser.
Demikian penjelasan materi tentang Pengertian Vulkanisme, Proses, Gejala dan Fenomenanya. Terima kasih telah membaca artikel kami… 🙂