Pengertian Batuan Malihan (Batuan Metamorf) dan Jenisnya– Pada pembahasan sebelumnya sudah disampaikan materi tentang batuan sedimen dan batuan beku. Dalam kesempatan ini, akan disampaikan materi tentang batuan malihan atau batuan metamorf.
Pengertian Batuan Malihan (Batuan Metamorf) dan Jenisnya
Batuan ini akan di jelaskan sebagai berikut
Pengertian Batuan Malihan
Batuan malihan atau metamorf ialah jenis batuan yang mengalami perubahan bentuk susunan fisik ataupun susunan kimianya sehingga ada perbadaan dengan batuan induknya. Dalam proses perunahan batuan metamorf melibatkan suhu yang tinggi dan tekanan dalam kurun waktu yang sangat panjang.
Pengertian Batuan Malihan Menurut Para Ahli
Batuan malihan, yang lebih dikenal sebagai batuan metamorf, adalah batuan yang telah mengalami perubahan signifikan dari bentuk aslinya melalui proses geologis yang disebut metamorfosis. Berikut adalah penjabaran panjang mengenai pengertian batuan malihan menurut para ahli:
Menurut Para Geologiwan
Para geologiwan mendefinisikan batuan malihan sebagai susunan mineral dan bahan organik yang bersatu membentuk kulit bumi. Batuan ini merupakan hasil dari proses geologis yang kompleks dan mencakup berbagai jenis batuan yang telah mengalami metamorphosis.
Menurut Para Ahli Teknik Sipil
Khususnya bagi ahli geoteknik, batuan malihan dianggap sebagai formasi yang keras dan padat dari kulit bumi. Ini menunjukkan bahwa batuan malihan memiliki karakteristik kepadatan dan kekerasan yang membedakannya dari jenis batuan lain.
Menurut Talobre
Talobre, yang memperkenalkan Mekanika Batuan di Perancis pada tahun 1948, mengartikan batuan malihan sebagai material yang membentuk kulit bumi, termasuk fluida yang berada di dalamnya seperti air, minyak, dan lain-lain.
Menurut ASTM
American Society for Testing and Materials (ASTM) mendefinisikan batuan malihan sebagai bahan yang terdiri dari mineral padat yang bisa berupa massa besar atau fragmen-fragmen. Definisi ini menekankan pada komposisi mineral dan struktur fisik batuan malihan.
Pengertian Umum
Batuan malihan atau metamorf adalah batuan yang terbentuk dari transformasi batuan beku atau sedimen yang telah ada sebelumnya. Proses ini terjadi akibat pengaruh perubahan suhu dan tekanan yang signifikan.
Jenis Batuan Malihan
Batuan malihan diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu :
Batuan Metamorf Kontak
Batuan metamorf kontak bisa terbentuk oleh adanya pengaruh intrusi magma di temperatur yang sangat tinggi. Temperatur yang tinggi diakibatkan dekat dengan magma.
Batuan metamorf kontak dipengaruhi oleh letakn intrusi, apabila letak intrusinya makin jauh, maka derajat metamorfosisnya semakin berkurang. Batuan metamorf kontak, misalnya batuan lakolit, batuan sill dan batuan batolit.
Batuan Metamorf Dinamo
Batuan metamorf dinamo bisa terbentuk sebagai akibat akibat dari tekanan yang sangat tinggi dan dalam jangka waktu yang kurang lebih sama dan dibentuk dalam proses pembentukan kulit bumi dari tenaga endogen.
Jenis batuan metamorf dinamo umunya terjadi bagian atas kerak bumi. Tekanan yang berlawanan menyebabkan perubahan butiran-butiran mineral menjadi pipih dan ada pula yang kembali ke bentuk kristal. Ada beberapa jenis batuan metamorf yang berubah menjadi batuan hablur, misalnya batuan serpih dan batuan serbuk.
Batuan Metamorf Pneumatolitis Kontak
Batuan metamorf pneumatolitis kontak dapat terbentuk sebab pengaruh dari gas di dalam magma. Gas panas tersebut menyebabkan perubahan susunan kimiawi mineral dari batuan jenis ini. Batuan metamorf jenis ini contohnya batu kuarsa dengan gas boirum menghasilkan batu turmalin, sejenis batu permata.
Proses Terbentukanya Batuan Malihan (Batuan Metamorf)
Batuan metamorf berasal dari batuan lain yang telah ada sebelumnya, seperti batuan beku, sedimen, atau bahkan batuan metamorf lain. Perubahan ini terjadi ketika batuan tersebut terpapar pada kondisi yang sangat berbeda dari kondisi pembentukannya, yang menyebabkan mineral-mineral dalam batuan tersebut bereaksi dan membentuk struktur baru yang lebih stabil.
Proses pembentukan batuan metamorf adalah suatu proses yang kompleks dan menarik, melibatkan perubahan fisik dan kimia yang signifikan pada batuan induk atau protolith. Proses ini terjadi di bawah permukaan Bumi dan dipicu oleh kondisi lingkungan yang ekstrem. Berikut adalah penjelasan panjang mengenai proses pembentukan batuan metamorf:
Peningkatan Suhu
Suhu yang meningkat merupakan salah satu faktor utama dalam pembentukan batuan metamorf. Ini bisa terjadi karena kedalaman yang bertambah di mana batuan terkubur atau karena kedekatan dengan magma. Suhu yang tinggi memungkinkan atom dalam mineral batuan induk bergerak lebih bebas dan membentuk struktur kristal baru yang lebih stabil pada kondisi tersebut.
Tekanan Tinggi
Tekanan juga memainkan peran penting dalam metamorfosis. Tekanan yang merata (konfining pressure) terjadi karena berat lapisan batuan di atasnya, sedangkan tekanan diferensial (differential pressure) terjadi karena pergerakan tektonik. Tekanan ini dapat menyebabkan deformasi fisik pada batuan, seperti pelipatan atau penggabungan butir mineral.
Aktivitas Fluida
Fluida hidrotermal yang bergerak melalui celah-celah batuan dapat membawa serta ion-ion yang memicu reaksi kimia dalam batuan. Fluida ini dapat menambah atau mengurangi elemen-elemen tertentu, yang menghasilkan mineral baru dan tekstur batuan yang berubah.
Rekristalisasi
Di bawah kondisi suhu dan tekanan yang tinggi, mineral-mineral dalam batuan induk dapat larut dan kemudian mengkristal kembali dalam bentuk yang lebih stabil. Proses ini disebut rekristalisasi dan sering kali menghasilkan butir-butir mineral yang lebih besar dan seragam.
Fase Mineral Baru
Kondisi metamorfosis dapat menyebabkan pembentukan fase mineral baru yang tidak ada dalam batuan induk. Hal ini terjadi karena stabilitas mineral berubah dengan kondisi tekanan dan suhu yang berbeda.
Tekstur dan Struktur Baru
Tekstur batuan metamorf sering kali berbeda dari batuan induknya. Misalnya, batuan yang awalnya berbutir halus dapat menjadi berbutir kasar. Struktur seperti lapisan, lipatan, atau garis-garis peregangan juga dapat terbentuk selama proses metamorfosis.
Zona Metamorfisme
Batuan metamorf sering kali terbentuk dalam zona metamorfisme yang terkait dengan batas lempeng tektonik. Zona-zona ini menunjukkan gradasi dari metamorfisme rendah hingga tinggi, yang mencerminkan peningkatan intensitas kondisi metamorfosis.
Karakteristik Batuan Malihan
Batuan malihan, atau batuan metamorf, memiliki karakteristik yang membedakannya dari jenis batuan lainnya. Karakteristik ini mencerminkan kondisi lingkungan di mana batuan tersebut terbentuk. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari batuan malihan:
Warna yang Beragam
Batuan malihan memiliki variasi warna yang luas, tergantung pada mineral penyusun dan proses metamorfisme yang dialami.Warna-warna ini bisa berasal dari mineral seperti feldspar, mika, dan kwarsa, yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri.
Struktur Foliasi dan Non-foliasi
Struktur batuan malihan dapat dibagi menjadi dua jenis utama:
- Foliasi: Merupakan lapisan dalam batuan metamorf yang terbentuk dari penjajaran mineral-mineral tertentu akibat tekanan. Struktur ini sering kali tampak seperti belahan pada batuan.
- Non-foliasi: Batuan metamorf yang tidak memiliki lapisan atau belahan, biasanya terbentuk di lingkungan dengan tekanan yang lebih merata.
Tekstur yang Berubah
Tekstur batuan malihan berubah dari batuan asalnya karena proses rekristalisasi.Butir-butir mineral yang lebih besar dan seragam sering kali terbentuk sebagai hasil dari tekanan dan suhu tinggi.
Komposisi Mineral yang Berbeda
Komposisi mineral dalam batuan malihan sering kali berbeda dari batuan asalnya karena mineral-mineral baru terbentuk di bawah kondisi tekanan dan suhu yang berbeda.
Demikian penjelasan materi tentang Pengertian Batuan Malihan (Batuan Metamorf) dan Jenisnya,. Semoga artikel di atas bisa menambah khazanah pengetahuan pembaca. Baca juga artikel kami lainnya. 🙂