Jenis Manusia Purba yang Tersebar di Indonesia (Lengkap) – Manusia purba atau manusia prasejarah merupakan manusia yang hidup sebelum aksara ditemukan.
Manusia purba secara nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tampat lain serta kehidupannya yang masih amat sederhana dan masih sangat mengandalkan alam untuk menunjang kehidupannya. Kehidupan purbakala sangat berbeda dengan kehidupan manusia masa kini.
Sudah sejak lama dilakukan penelitian manusia purba untuk mengetahui keberadaan manusia purba lebih jauh. Penelitian pun dilakukan sejak lama di Indonesia mulai abad 18 Masehi yang dipelopori oleh Eugene Dubois yang merupakan dokter asal belanda.
Jenis Manusia Purba yang Tersebar di Indonesia (Lengkap)
Penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui jenis-jenis manusia purba yang terdapat di Indonesia dan hal itu dibuktikan dengan ditemukannya banyak fosil di Pacitan, Solo, Mojokerto, Ngandong dan Sangiran.
Sesudah banyak melakukan penelitian tentang manusia purba di indonesia, para ahli mengklasifikasikan manusia purba di Indonesia ke dalam tiga jenis menurut hasil penemuan fosilnya. Jenis manusia di Indonesia yaitu meganthropus (manusia besar), pithecanthropus (manusia kera yang berjalan tegak) dan homo.
Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia
Berikut penjelasan dari masing-masing jenis manusia purba yang ada di Indonesia.
Meganthropus Paleojavanicus
Istilah “meganthropus” terdiri dari dua kata yaitu “megas” yang berarti besar dan “anthropus” yang berarti manusia. Kemudian, istilah “paleojavanicus” terdiri dari dua kata pula yaitu “paleo” yang berarti tua dan “javanicus” yang berarti Jawa.
Jika digabungkan maka meganthropus paleojavanicus berarti manusia raksaa tua dari Jawa dan dianggap sebagai manusia purba paling tua di Indonesia juga salah satu fosil manusia purba yang paling primitif.
Ciri-Ciri Fisik Meganthropus Paleojavanicus
Ciri-ciri fisik yang bisa ditemukan dari meganthropus paleojavanicus yaitu :
- Memakan jenis-jenis tumbuhan
- Tidak mempunyai dagu sehingga lebih mirip dengan kera
- Mempunyai tonjolan yang tajam di bagian belakang kepala
- Tulang pipi yang tebal dan tonjolan dahi yang mencolok
- Mempunyai otot kunyah, rahang dan gigi yang kuat dan besar
- Postur badan yang tegap
Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus Erectus ialah jenis fosil manusia purba yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Ada tiga jenis pithecantropus yang ada di Indonesia yakni Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis dan Pithecanthropus Mojokertensis.
Menurut hasil penelitian, Pithecanthropus Erectus hidup dengan cara berburu lalu mengumpulkan makanan serta berpindah-pindah tempat (nomaden) untuk menemukan sumber bahan makanan.
Ciri-Ciri Pithecanthropus Erectus
Ciri-ciri yang ada pada Pithecanthropus Erectus yaitu :
- Volume otak sekitar 750 sampai 1.350 cc
- Tinggi badan kurang lebih 165 sampai 180 cm
- Postur tubuh tegap namun tidak setegap meganthropus
- Mempunyai gigi geraham besar dan rahang yang kuat
- Hidung yang tebal
- T-onjolan dahi yang tebal dan melintang dari sisi ke sisi
- Mempunyai wajah yang menonjol ke depan dan dai yang miring ke belakang
- Di bagian kepala belakang tampak menonjol yang serupa wanita berkonde
- Mempunyai alat pengunyah serta alat tengkuk yang amat kuat
Pithecanthropus Soloensis dan Pithecanthropus Mojokertensis
Von Koeningswald mampu menemukan fosil yang hanya berupa tulang tengkoran anak-anak yang disebut Pithecanthropus Mojokertensis di Jetis, Jawa Timur. Kemudian, pada 1936 weidenrich menemukan fosil tengkorak anak yang disebut Pithecanthropus Robustus di Lembah Sungai Brantas, Mojokerto.
Von Koeningswald, Ter Harr dan Oppernoorth juga berhasil menemukan fosil Pithecanthropus Soloensis di dua tempat berbeda di Lembah Bengawan Solo, Ngandong dan Sangiran pada 1931 sampai 1933. Penemuan fosil tersebut berupa tengkorak dan tulang kering.
Fosil Pithecanthropus yang ada di Indonesia mempunyai usia yang beragam yaitu sekitar 30.000 hingga 1 juta tahun dan itu berdasarkan hasil pengukuran usia lapisan tanah.
Ciri-Ciri Pithecanthropus
Secara umum, ciri-ciri Pithecanthropus di antaranya :
- Volume otak kurang lebih antara 750 sampai 1.350 cc
- Tinggi badan kurang lebih antara 165 sampai 180 cm
- Postur tegap tapi tidak lebih tegap dari meganthropus
- Mempunyai tonjolan dahi tebal dan melintang di sepanjang pelipis
- Hidung lebar tetapi tidak berdagu
- Mempunyai gigi geraham besar dan rahang kuat
- Makanannya ialah daging hewan buruan juga tumbuh-tumbuhan
Homo Soloensis
Jenis fosil Homo Soloensis ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich di Ngandong atau tepatnya di Lembah Sungai Bengawan Solo pada 1931 sampai 1934. Fosil yang bisa ditemukan hanya berupa tulang tengkorak. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000 hingga 300.000 tahun yang lalu.
Ciri-Ciri Homo Soloensis
Ciri-ciri dari Homo Soloensis di antaranya :
- Volume otak sekitar 1.000 sampai 1.300 cc
- Tinggi badan sekitar 130 sampai 210 cm
- Wajah yang tidak menonjol ke depan
- Berjalan secara tegap dengan dua kaki (bipedal) sehingga cara jalannya lebih baik
- Mengalami penyusutan di otot tengkuk
Homo Floresiensis
Jenis fosil Homo Floresiensis ditemukan oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional Indonesia dan University of New England Australia tahun 2003 ketika menggali Liang Bua, Flores. Pada saat penggalian mencapai kedalaman 5 meter, ada kerangka miirp manusia yang belum menjadi fosil dan ukurannya amat kerdil. Homo Floresiensis diperkirakan hidup sekitar 94.000 sampai 13.000 tahun SM.
Ciri-Ciri Homo Folresiensis
Ciri-ciri dari Homo Folresiensis di antaranya :
- Mempunyai postur tubuh yang tegap
- Berjalan menggunakan dua kaki (bipedal)
- Memiliki tinggi badan yang kurang dari 1 meter
- Memiliki volume otak kurang lebih 417 cc
- Tidak berdagu
Homo Wajakensis
Jenis fosil Homo Wajakensis ditemukan oleh E. Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil tersebut bisa ditemukan namun hanya berupa tilang tengkorak, beberapa ruas tulan leher dan rahang bawah. Homo Wajakensis diperkirakan adalah nenek moyang ras Australoid, yakni penduduk asli Australia.
Ciri-Ciri Homo Wajakensis
Ciri-ciri dari Homo Wajakensis di antaranya :
- Hidung yang lebar serta bagian mulut yang menonjol
- Wajah yang datar dan lebar
- Tulang tengkorak yang membulat
- Mempunyai tonjolan yang agak mencolok di kening
Dalam perkembangan Homo Wajakensis dan Homo Soloensis selanjutnya disebut dengan Homo Sapiens. Perkembangan Homo Sapiens lebih sempurna dibandingkan dengan jenis Homo lain. Hal tersebut nampak dari cara berpikir yang walaupun masih amat sederhana namun paling tidak lebih maju dibandingkan jenis Homo lain.
Oleh sebab itu, Homo Sapiens berarti sebagai manusia cerdas dan perkirakan hidup sekitar 40.000 tahun lalu sesudah masa-masa penelitian. Postur tubuh Homo Sapiens sama dengan manusia saat ini namun hidupnya masih nomaden. Jenis Homo Sapiens ini diduga sebagai nenek moyang bangsa Indonesia.
Sekian penjelasan materi Jenis Manusia Purba yang Tersebar di Indonesia (Lengkap). Semoga penjelasan di atas bisa dimegerti dengan mudah serta menjadi tambahan pengetahuan bagi para pembaca. Terima kasih 🙂