PaMakna Di Dalam Pakaian Adat Jawa (Bahasan Terlengkap) – Busana merupakan salah satu ciri khas yang mampu merepresentasikan keunikan atau karakter seseorang, suku, bangsa atau agama tertentu. Busana adalah salah satu wujud komunikasi tanpa harus berbicara atau menjelaskan.
Makna DI Dalam Pakaian Adat Jawa (Bahasan Terlengkap)
Banyak sekali ragam busana yang ada di dunia dengan masing-masing maknanya.
Pakaian Adat Jawa
Indonesia sebagai suatu negara yang multikultural atau terdiri dari berbagai budaya memiliki banyak sekali pakaian adat tradisional mulai dari Sabang hingga Merauke. Masing-masing wilayah di Indonesia mempunyai pakaian adat tersendiri.
Ada pakaian adat yang hampir mirip satu sama lain, ada pula yang benar-benar berbeda tetapi tetap mempunyai keindahannya tersendiri. Dari sekian banyak pakaian adat yang ada di Indonesia, yang akan dijelaskan dalam materi kali ini adalah pakaian adat Jawa dengan makna tersirat di dalamnya.
Banyak orang menyebutkan bahwa pakaian tradisional adat Jawa sebagai busana kejawen. Sebagaimana sudah kita ketahui bahwa kebudayaan Jawa sangat erat dengan penggunaan simbol-simbol yang tersembunyi.
Hampir semua hal yang ada dalam masyarakat Jawa selalu diciptakan dengan memiliki perlambang tertentu bagi masyarakat jawa itu sendiri. Hal ini juga berlaku dalam busana adat Jawa yang sarat dengan piwulang sinandhi atau ajaran tersamar yang kaya dengan tuntunan serta tuntunan hidup masyarakat Jawa.
Dalam busana adat Jawa itu tersembunyi tuntunan dan ajaran untuk menjalankan semua hal yang ada di dunia secara harmonis. Masyarakat Jawa begitu erat memegang nilai keseimbangan yang diterapkan dalam semua hal hingga ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hubungan antara sesama manusia, hubungan dengan diri sendiri hingga hubungan kepada Tuhan Sang Penguasa Alam Semesta.
Ada beberapa benda yang dipakai dalam busana adat Jawa. Masing-masing bagian tubuh dipakaikan benda-benda yang berbeda. Pakaian Busana tradisional adat Jawa yang dipakai di bagian atas atau kepala dinamakan iket dan udheng.
Busana yang dipakai di bagian tubuh disebut dengan rasukan atau baju, jarik, sabuk, epek dan timang. Busana yang dikenakan pada bagian belakang tubuh yakni keris dan yang dipakai di bagian bawah atau kaki ialah canela.
Pakaian Bagian Atas
Pada tubuh bagian atas, busana adat Jawa yang dikenakan adalah iket. Iket ialah ikat kepala yang dibentuk sedemikian rupa yang bisa digunakan sebagai tutup kepala. Iiketi dipakai dengan ikatan yang kuat agar tidak terlepas dengan mudah.
Penggunaan iket mempunyai makna bahwa manusia sudah seharusnya memiliki pemikiran yang kencang, maksudnya tidak mudah digoyahkan hanya karena orang lain atau situasi tanpa menimbang dengan matang terlebih dahulu.
Pakaian selanjutnya disebut udheng. Udheng cara pemakaiannya hampir sama dengan iket yakni di bagian kepala seperti sebuah topi. Apabila sudah dipakai di atas kepala, tidak tampak jelas perbedaan antara iket dan udheng sebab keduanya mempunyai kesamaan bentuk dan fungsi.
Udheng memiliki asal kata mudheng yang berarti mengerti dengan jelas, artinya supaya manusia memiliki pemikiran yang kokoh, mengerti serta memahami tujuan hidup juga kehidupannya. Di samping itu, udheng pun memiliki arti abhwa manusia harus memiliki keterampilan dalam menjalankan pekerjaannya yang didasari dengan pengetahuan yang memadai.
Pakaian kejawen misalnya beskap selalu disertai dengan kancing baju atau benik di bagian kanan dan kiri. Makna tersirat yang dilambangkan oleh benik ialah supaya manusia yang akan melakukan setiap tindakan harus selalu diperhitungkan atau diniknik secara teliti.
Setiap perbuatan yang akan dilakukan diusahakan agar jangan sampai menimbulkan kerugian bagi orang lain. Selain itu, selalu menjaga antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Pakaian Bagian Bawah
Pakaian lain yakni sabuk atau ikat pinggang yang dipakai dengan cara dilingkarkan atau diubetkan di pinggang. Pemakain sabuk yang dilingkarkan itu memiliki makna tersirat baha manusia harus memiliki sifat tekun dalam berkarya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Dalam mewujudkannya, manusia wajib untuk selalu bekerja dengan spenuh hati atau ubed serta menghindarkan terjadinya kerja tanpa hasil atau buk atau impas. Kata sabuk bermakan upayakanlah segala sesuatu yang dikerjakan tidak ngebukne sehingga harus gigih atau ubed.
Epek memiliki makna tersirat bahwa untuk bisa bekerja dengan baik, maka manusia harus epek, apek dan golek dalam mencari ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Dalam usaha mencari ilmu maka harus tekun, cermat dan teliti agar bisa benar-benar memahami ilmu pengetahuan itu.
Timang mempunyai makna bahwa jika ilmu yang diperoleh wajib benar-benar dipahami secara gamblanng atau jelas sehingga tidak muncul rasa khawatir atau samang.
Jarik merupakan sebuah kain yang dipakai guna menutupi bagian tubuh mulai dari pinggang hingga mata kaki. Pemakaian jarik berarti aja gampang serik atau jangan mudah iri pada orang lain. Wiru jarik atau kain yang dipakai selalu diwiru atau dilipat bagian pinggiran yang vertikal di satu sisi saja.
Jenis Pakaian
Witu atau wiron didapatkan dengan mewiru atau melipat. Hal itu mempunyai makna bahwa jarik akan selalu erat dengan wiru, berarti wiwiren aja nganti kleru atau lakukan semua hal jangan sampai keliru agar manusia bisa menumbuhkan suasana yang harmonis dan menyenangkan.
Bebed ialah jarik atau kain yang dipakai oleh laki-laki sebagaimana dipakai oleh perempuan. Bebed berarti bahwa manusia harus ubed, berhati-hati akan semua hal yang dikerjakan, rajin bekerja dan bekerja dari pagi hingga malam hari atau tumindak nggubed ing rina wengi.
Canela berarti canthelna jroning nala atau genggamlah kuat di dalam hatimu. Ini juga dapat berarti sandal atau selop. Selalu dipakai di kaki yang bermakna dalam menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa hendaknya dari lahir hingga batinnya sujud. Dalam hati hanya pasrah atau sumaleh pada Tuhan.
Curiga lan warangka. Atau keris berupa wilahan yang ditempatkan dalam tempat yang dinamakan wirangka. Ini dipakai pada bagian belakang tubuh. Keris bermakna bahwa keris juga warangka ialah manusia sebagai makhluk ciptaan serta tuhan sebagai Sang Pencipta, merepresentasikan konsep manunggaling kawula Gusti. Menurut posisinya, keris memiliki arti bahwa hubungan manusia dengan Tuhannya tidak sebaiknya diperlihatkan.
Demikian penjelasan materi Makna Di Dalam Pakaian Adat Jawa (Bahasan Terlengkap). Semoga penjelasan di atas bisa mudah dipahami oleh para pembaca dan menambah wawasan. Terima kasih 🙂