Pengertian Batuan Sedimen, Jenis, Proses Dan Warna Lengkap – Bumi merupakan planet di mana manusia dan mahkluk lainnya tinggal. Permukaan bumi yang kita huni terdiri dari banyak elemen yang membentuknya, seperti batu, air, udara dan tanah yang bermanfaat bagi kehidupan kita.
Elemen yang sering kita gunakan yaitu batu-batuan. Batuan merupakan material padat yang terdiri dari kristal-kristal dari beragam jenis mineral, atau pecahan mineral, pecahan bebatuan dan juga dapat mengandung cangkang-cangkang makhluk hidup.
Pengertian Batuan Sedimen, Jenis, Proses Dan Warna Lengkap
Pada kesempatan kali ini, akan disampaikan materi mengernai pengertian batuan sedimen dan juga jenisnya. Mari kita simak.
Pengertian Batuan Sedimen
Ada beberapa pengertian mengenai batu sedimen, antara lain :
- Hutto (1875) berpendapat bahwa batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari konsolidasi semen yangn merupakan bahn lepas yang terasapu oleh air, angin, es longsoran gravitasi, tanah longsir atau gerakan tanah ke tempat pengendapan.
- Batuan sedimen adalah salah satu jenis batu yang terbentuk dari hasil pemadatan endapan berupa bahan-bahan lepas. Batuan sedimen atau dikenal juga endapan, terbentuk dari bahan-bahan yang terbawa oleh air atau angin yang kemudian mengendap.
- Definisi lain mengatakan bahwa batuan sedimen terbentuk akibat proses pembatuan (litifikasi) sebagai hasil dari proses pelapukan juga erosi tanah yang terbawa arus lalu terendap.
Batuan sedimen dapat pula terbentuk dari larutan kalsium karbonat yang menguap, garam, silika serta material-material lain. Pada mulanya, jumlah batuan sedimen yang tersebar di permukaan bumi sebanyak 70% menurut Tucker (1991) namun, ketebalannya hanya sebesar 2% dari permukaan bumi.
Proses Pembentukan Batuan Sedimen
Batuan sedimen mengalami proses pengompakan setelah pemadatan dari material-material lepas dan membentuk batuan sedimen yang utuh dan proses ini disebut dengan diagenesa. Proses ini terjadi pada tekanan atmosferik hingga pada suhu 300 derajat Celcius serta tekanan 1-2 kilobar yang diawali dengan proses penguburan sampai terangkat serta tersingkap kembali ke permukaan bumi. Berdasarkan hal tersebut, proses diagenesa dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
Diagnesa Eogenik
Merupakan diagnesa yang mula-mula terjadi di bawah permukaan air.
Diagnesa Mesogenik
Yang terjadi ketika sedimen mengalam masa penguburan yang kian dalam.
Diagnesa Telogenik
Terjadi ketika adanya erosi dan pengangkatan yang mengakibatkan batuan sedimen muncu kembali ke permukaan bumi.
Adanya beragam diagnesa memunculkan derajat kekompakan batuan sedimen yang bervariasi. Kekompakan batuan sedimen ini, yaitu :
- Bahan lepas (loose materials) yang berbentuk endapan (sedimen).
- Padu (indurated) yang pada tingkatan ini terjadi konsolidasi material pada kondisi kering, tetapi akan terurai apabila berada di dalam air.
Tekstur Batuan Sedimen
Batuan sedimen memiliki terkstur yang beragam. Ada dua tekstur yang diketahui, yaitu teksur klastika dan tekstur non-klastika. Tetapi, jika batuannya sangat kompak dan terjadi pengkristalan kembali (rekristalisasi), maka tekstur batuan sedimen disebut dengan tekstur kristalin.
Macam-Macam Batuan Sedimen
Terbentuk sebab adanya batuan beku atau zat padat lain yang mengalami erosi di suatu tempat, kemudian mengendap lalu mengeras. Banyak ahli yang mengklasifikasikan batuan sedimen sesuai dengan kategori mereka, antara lain :
Pettijohn (1975) dan O’Dunn & Sill (1986)
Pettijohn (1975) dan O’Dunn & Sill (1986) mengkategorikan batuan sedimen berdasarkan tekstur dalam dua kategori besar, yaitu klastikan dan non-klastika.
Batuan Sedimen Klastika
Atau batuan sedimen detritus, mekanik, eksogen adalah batuan sedimen yang tersusun atas klastika-klastika (hancuran bebatuan) yang proses pengendapannya terjadi secara alami atau mekanik dari gaya beratnya. Batuan ini merupakan hasil reworking (pengerjaan kembali) dari bebatuan yang telah ada sebelumnya.
Proses reworking melibatkan erosi, pelapukan, redeposisi (pengendapan kembali) dan transportasi. Dalam upaya tersebut, dibutuhkan media air, es, angin, gravitasi atau berat benda itu sendiri. Khusus media gravitasi terjadi akibat batu-batu yang telah ada sebelumnya mengalami kelongsoran.
Batuan jenis ini terdiri dari pecahan-pecahan atau butiran-butiran batuan sehingga bersifat fragmental. Contoh batuan sedimen klastika, diantaranya batu konglomerat, breksi, lempeng dan pasir. Batu konglomerat yaitu endapan dari betu kerikil yang sudutnya bulat atau terbawa jauh oleh aliran sungai.
Batu breksi yaitu terbentuk dari endapan batu kerikil dengan sudut-sudut tajam yang masih berada dekat tempat asalnya. Sedangkan, batu pasir adalah endapan dari pecahan batuan dengan ukuran 1/16 sampai 2 mm.
Batuan Sedimen Non-Klastika
Ialah jenis batuan sedimen yang dihasilkan dari proses penguapan larutan atau pengendapan material yang ada di tempat yang sama. Proses pengendapan dapat terjadi secara biologis (organik) maupun kimiawi atau kombinasi antara keduanya (biokimia).
Proses secara biologi (organik/alamiah) dilakukan dengan bantuan tumbuhan, hewan atau aktivitas alam, contohnya yaitu, adanya rumah binatang laut (karang), kayu-kayuan yang terkubur dan kumpulan cangkang-cangkang hewan (fosil).
Sanders (1981) Tucker (1991)
Sanders (1981) Tucker (1991) membagi batuan sedimen dalam 2 kategori, yaitu :
Batuan sedimen kimia
Ialah batuan sedimen yang proses pembentukannya melewati reaksi kimia, seperti presitasi, evaporasi, serta konsentrasi. Misalnya batu gypsum, batu garam, batu stalakmit dan batu stalaktit.
Batuan Sedimen Organik
Disebut juga batuan asal jasad sebab batuan jenis ini terbentuk dari sisa-sisa jasad makhluk hidup atau dibentuk oleh jasad hidup. Jenis batuan ini dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu sedimen biokimia dan sedimen biomekanik.
Sedimen biokimia yaitu batuan yang terbentuk akibat unru gamping dan silisium yang mengendap dengan bantuan makhluk hidup. Contoh batuan ini yaitu terumbu karang.
Sedimen biomekanik terbentuk dari sisa-sisa bagian tubuh jasad hidup yang secara alamiah mengendap dikarenakan beratnya sendiri. Contoh batuan sedimen biomekanin, yaitu batu gamping.
Batuan Sedimen Klastika Gunung Api
Ialah batuan sedmine dengan tekstur klastika dan memiliki bahan penyusun utama dari hasil aktivitas gunung berapi.
Graha (1987)
Mengemukakan pendapatnya mengenai batuan sedimen yang umumnya bertekstur non-klastika. Graha memilah batuan sedimen menjadi 4 klasifikasi, yaitu :
- Detritus (mekanis/ klastika)
- Batubara (tumbuh-tumbuhan/ organik)
- Silika
- Karbonat
Dibagi lagi dalam 3 kelompok, yaitu :
Batuan Sedimen Siliklastika
Jenis ini adalah batuan sedimen yang mempunyai kuarsa dan felspar sebagai bahan penyusun utama.
Batuan Sedimen Klastika Gunung Api
Ini adalah salah satu batuan sedimen yang bahan penyusun utamanya merupakan hasil dari kegiatan gunung berapi, misalnya litik, kristal dan kaca.
Batuan Sedimen Klastika Karbonat
Jenis ini disebut juga batu gamping klastika yang mempunyai karbonat (kalsit) sebagai bahan penyusun utama.
Warna Batuan Sedimen
Batuan sedimen mempunyai warna cerah, seperti putih, kuning atau abu-abu terang. Namun, tak selalu cerah, batuan sedimen juga dapat berwarna gelap, seperti coklat, abu-abu gelap, hitam dan merah. Kompoisi bahan penyusun dalam batuan sedimen berpengaruh terhadap warna batuan tersebut.
Demikian materi Pengertian Batuan Sedimen, Jenis, Proses Dan Warna Lengkap , semoga penjelasan di atas dapat menambah pengetahuan pembaca. Terima kasih telah membaca artikel kami. Silakan baca artikel kami lainnya. 🙂