Pengertian Komunikasi Sosial – Kata atau istilah komunikasi, secara etimologis atau menurut asal katanya berasal dari bahasa Latin “communicatus,” yang memiliki akar kata “communis.” Dalam kata “communis” ini terdapat makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’, mengindikasikan suatu upaya untuk mencapai kebersamaan atau kesamaan makna.
Secara terminologis, komunikasi merujuk pada proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dengan demikian, dalam konteks ini, yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
Berdasarkan pengertian Ruben dan Steward (1998:16), komunikasi manusia adalah proses di mana individu-individu dalam hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan satu sama lain.
Dikutip dari buku “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar” yang ditulis oleh Deddy Mulyana, terdapat empat fungsi komunikasi, yaitu: komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental.
Pengertian Komunikasi Sosial
Dalam kehidupan ini, komunikasi merupakan hal yang sangat vital. Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, karena manusia secara alami merupakan makhluk sosial. Setiap saat, manusia di dunia ini terlibat dalam berbagai bentuk komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun non-verbal.
Namun, berkomunikasi dengan harapan mendapat tanggapan positif dari lawan bicara seringkali sulit, seperti yang terjadi pada masa Perang Dunia II. Menjelang akhir Perang Dunia II, terjadi kekeliruan dalam menterjemahkan pesan yang dikirimkan pemerintah Jepang, yang akhirnya memicu pengeboman Hiroshima.
Kata “mokusatsu” yang digunakan Jepang dalam merespons ultimatum Amerika Serikat untuk menyerah, diterjemahkan oleh pihak Amerika Serikat sebagai “no comment”, padahal sebenarnya kata tersebut berarti “Kami akan menanti ultimatum Tuan tanpa komentar.” Kesalahpahaman dalam komunikasi seperti ini dapat berakibat fatal, seperti dalam kasus pengeboman Hiroshima.
Melihat dari kasus tersebut, jelas bahwa kesalahpahaman dalam berkomunikasi dapat menimbulkan masalah besar. Oleh karena itu, komunikasi sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan pengamatan berbagai pakar komunikasi, mereka mengemukakan berbagai fungsi komunikasi yang berbeda, meskipun ada kesamaan dan tumpang tindih di antara pendapat-pendapat tersebut.
Salah satu fungsi komunikasi adalah komunikasi sosial, yang merupakan kegiatan komunikasi yang diarahkan pada pencapaian situasi integrasi sosial. Komunikasi sosial juga merupakan proses pengaruh-mempengaruhi yang bertujuan mencapai keterkaitan sosial di antara individu yang ada dalam masyarakat.
Komunikasi sosial menunjukkan bahwa komunikasi memiliki peran penting dalam membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, mengurangi tekanan dan ketegangan (melalui komunikasi yang bersifat menghibur), serta membentuk hubungan dengan orang lain.
Pengertian Komunikasi Sosial Menurut Para Ahli
- Oteng Sutisna (1989), komunikasi adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku individu maupun kelompok dalam suatu organisasi.
- Fandy Tjiptono & Anastasia Diana (2001), komunikasi dapat diartikan sebagai usaha untuk menyampaikan maksud tertentu kepada orang lain agar mereka dapat memahami maksud yang disampaikan. Komunikasi juga bisa diartikan sebagai proses pengiriman pesan dari pengirim ke penerima dengan menggunakan media tertentu.
- Rene Spitz, komunikasi adalah jembatan antara aspek kepribadian luar dan dalam seseorang. Ia menyatakan bahwa mulut merupakan jembatan utama antara persepsi dalam dan luar, tempat lahirnya semua persepsi luar dan model dasar, serta tempat transisi untuk pengembangan kegiatan internal dan munculnya keinginan pasif.
- French (dalam Rakhmat, 1996), keterampilan interpersonal adalah kemampuan yang digunakan saat seseorang berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain secara langsung.
Komunikasi Dan Perubahan Sosial
Sistem Sosial
Dalam konteks komunikasi pembangunan, sistem sosial menjadi target atau sasaran dari perubahan yang ingin dicapai. Sistem sosial dapat didefinisikan sebagai kumpulan unit yang berbeda secara fungsional namun terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah demi mencapai tujuan bersama.
Sebuah sistem sosial terdiri dari subsistem-subsistem sosial yang dalam situasi tertentu dapat menjadi sistem tersendiri. Sistem sosial bisa memiliki cakupan yang sangat luas, seperti sebuah bangsa, sebuah komunitas budaya, komunitas sosial, dan masyarakat. Namun demikian, sistem sosial juga dapat berupa kumpulan unit manusia dalam skala kecil, seperti organisasi dan kelompok.
Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Yang mana Perubahan ini muncul karena adanya masuknya ide-ide baru yang diterima oleh anggota sistem sosial. Proses perubahan sosial umumnya melalui tiga tahap:
- Invensi, yaitu proses penciptaan dan pengembangan ide-ide baru.
- Difusi, yaitu proses penyebaran ide-ide baru ke dalam sistem sosial.
- Konsekuensi, yaitu perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai hasil dari pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan akan terjadi tergantung pada penerimaan atau penolakan ide baru tersebut.
Jenis-jenis Perubahan Sosial
Salah satu cara untuk mengidentifikasi jenis-jenis perubahan sosial yang terjadi adalah dengan memperhatikan sumber terjadinya perubahan tersebut. Jika perubahan berasal dari dalam sistem sosial itu sendiri, maka perubahan yang terjadi disebut perubahan imanen. Namun, jika sumber ide baru berasal dari luar sistem sosial, maka perubahan tersebut disebut perubahan kontak.
Perubahan imanen terjadi ketika anggota sistem sosial menciptakan dan mengembangkan ide baru dengan sedikit atau tanpa pengaruh dari pihak luar, dan kemudian ide baru tersebut menyebar ke seluruh sistem sosial.
Perubahan kontak terjadi ketika sumber ide baru berasal dari luar sistem sosial dan diperkenalkan ke dalam sistem tersebut. Yang mana Perubahan kontak merupakan gejala “antarsistem”. Terdapat dua jenis perubahan kontak, yaitu perubahan kontak selektif dan perubahan kontak terarah.
Perubahan kontak selektif terjadi ketika anggota sistem sosial terbuka terhadap pengaruh dari luar dan menerima atau menolak ide baru berdasarkan kebutuhan mereka sendiri.
Perubahan kontak terarah, atau perubahan terencana, adalah perubahan yang disengaja dengan adanya orang luar atau sebagian anggota sistem sosial yang bertindak sebagai agen perubahan yang berusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mencapai tujuan tertentu.
Ditinjau dari cakupan sasarannya, perubahan sosial dapat terjadi dalam tataran mikro dan tataran makro. Perubahan dalam tataran mikro terjadi pada level individu, ketika seseorang menerima atau menolak inovasi yang memengaruhi perilaku mereka. Sedangkan perubahan dalam tataran makro terjadi pada level sistem sosial, ketika terjadi perubahan struktur dan fungsi sistem sosial secara keseluruhan.